Selasa, 06 November 2012

makalah rhizopoda

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rizopoda adalah binatang bersel satu yang ciri utamanya adalah mempunyai nucleus (inti) dan plasma. Nukleus dari beberapa jenis protozoa hampir seluruhnya terdiri dari kromatin, sedangkan nucleus pada beberapa jenis lainnya terdiri dari membran inti yang berisi cairan nucleus dan kariosom. Nukleus memegang peranan dalam perkembangbiakan. Struktur dan morfologi nukleus dipakai sebagai pedoman untuk membedakan berbagai jenis parasit. Nukleus berfungsi mengatur metabolism dan mempertahankan generasinya. Nukleus juga dapat digunakan untuk membedakan spesies satu dengan lainnya dan untuk mempelajari genetika parasit. Kelas Rizopoda merupakan golongan protozoa yang memiliki pseudopodi sebagai alat motorik. Terdapat empat genus yang penting, yaitu genus Entamoeba dengan spesies Entamoeba histolytica, Entamoeba coli, dan Etamoeba ginggivalis, genus Endolimax dengan spesiesnya Endolimax nana, genus Iodomoeba dengan spesiesnya Iodomoeba butschlii, dan Dientamoeba dengan spesiesnya Dientamoeba fragilis. B. RUMUSAN MASALAH Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut 1. Apa itu Rhzopoda? 2. Apa-apa sajakah spesies Rizopoda? 3. Bagaimana siklus hidup dan morfologi dari spesies Rizopoda? C. TUJUAN PENULISAN Adapun Eujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut 1. Menjelaskan apa itu Rizopoda 2. Menjelaskan spesies-spesies Rizopoda 3. Menjelaskan siklus hidup dan morfologi spesies Rizopoda BAB II PEMBAHASAN A. PROTOZOOLOGI UMUM Protozoa adalah jasad renik hewani yang terdiri dari satu sel, hidup sendiri-sendiri atau berkelompok membentuk koloni ( protos = pertama, zoon=hewan ). Protozoa banyak terdapat di alam antara lain di dalam air laut, air tawar, tanah dan di dalam tubuh organisme lain. Pada umumnya protozoa berukuran mikroskopis, meskipun hanya terdiri dari satu sel dengan satu atau lebih inti, tetapi memiliki susunan, fisiologi dan tingkah laku yang sangat kompleks. Berhubung dengan kompleksitasnya, kadang-kadang disebut “aseluler”, untuk membedakan dengan sel-sel individual yang menyusun tubuh binatang metazoan atau tumbuh-tumbuhan. Meskipun beberapa protozoa kadang-kadang mengelompok bersama dalam satu koloni namun tiap-tiap sel mengelola fungsinya secara sendiri. Hanya sebagian kecil protozoa yang hidup sebagai parasit pada binatang atau pada manusia. Beberapa protoza yang hidup bebas di alam mengandung butr kromatin sehingga beda antara hewan dan tumbuhan menjadi samar. Rizopoda adalah binatang bersel satu yang ciri utamanya adalah mempunyai nucleus (inti) dan plasma. Nukleus dari beberapa jenis protozoa hampir seluruhnya terdiri dari kromatin, sedangkan nucleus pada beberapa jenis lainnya terdiri dari membran inti yang berisi cairan nucleus dan kariosom. Nukleus memegang peranan dalam perkembangbiakan. Struktur dan morfologi nukleus dipakai sebagai pedoman untuk membedakan berbagai jenis parasit. Nukleus berfungsi mengatur metabolism dan mempertahankan generasinya. Nukleus juga dapat digunakan untuk membedakan spesies satu dengan lainnya dan untuk mempelajari genetika parasit. Sitoplasma terdiri dari ektoplasma (bagian luar) yang bersifat padat dan mempunyai struktur yang elastis. Ektoplasma berfungsi untuk pergerakan, mengambil makanan, pernapasan, ekskresi, dan melindungi bagian yang lebih dalam . Endoplasma (bagian dalam) merupakan bahan yang keruh atau konsisten seperti sirup dan didalamnya banyak terdapat vakuola, seperti vakuola kontraktil, vakuola makanan dan sebagainya. Rizopoda memiliki klasifikasi sebagai berikut Phylum SARCOMASTIGOPHORA, protozoa dengan inti tipe tunggal; reproduksi seksual, jika ditemukan, terutama syngami; organel untuk bergerak berupa flagella, pseudopodia atau keduanya. Subphylum MASTIGHOPHORA, trofozoit ditandai dengan satu atau lebih flagella; reproduksi aseksual didasarkan pada pembelahan biner longitudinal; pada beberapa kelompok terdapat reproduksi seksual. Kelas ZOOMASTIGOPHOREA, tdak ditemukan kloroplas; satu atau banyak flagella; pada beberapa kelompok berbentuk ameboid dengan atau tanpa flagella. Ordo KINETOPLASTIDA, dengan satu atau dua flagella muncul dari suatu lekukan; ditandai dengan batang paraksial sebagai tambahan pada aksonem; dengan mitokondria tunggal memperpanjang badan, biasanya berisi kinetoplas (nukleoid) Fuelgen-positif yang jelas yang berlokasi dekat dasar flagellum; apparatus Golgi khas pada daerah lekukan flagella tidak berhubungan dengan flagellum. Subordo TRYPANOSOMATINA, flagellum tungal, bebas atau melekat pada badan dengan melalui mebrana undulans ( membrane bergelombang ); kinetoplast kecil dan kompak. Ordo RETORTAMONADIDA, memiliki 2 atau 4 flagella, satu berbelok berbelok ke posterior dan berhubungan dengan daerah cytostoma sebelah ventral dibatasi oleh fibril; tidak memiliki mitokondria dan aparatus Golgi; ditemukan bentuk kista. B. PENGERTIAN RHIZOPODA Rhizopoda termasuk protista mirip hewan. Rhizopoda bergerak dan menangkap makanannya dengan kaki semu ( pseudopodia ). Tubuh Rhizopoda bersel tunggal dan bentuk selnya dapat berubah-ubah. Hewan dari phylum ini hidup bebas di air tawar, air laut, atau tempat berlumpur . Rhizopoda ada yang bersifat parasit pada manusia dan hewan. Salah satu hewan yang tergolong filum ini adalah Amuba. Amoeba berarti hewan yang tidak memiliki bentuk tetap. Struktur tubuh Amoeba tersusun atas plasmalema dan sitoplasma. Contoh lain Rhizopoda adalah Diflugia dan entamoeba gigivalis. Kerangka tubuh Diflugia dapat mengeluarkan selaput lender sehingga benda-benda lain dapat melekat. Entamoeba gingivalis dalam gusi rongga mulut yang akan membususukkan sisa-sisa makanan yang menempel pada celah gigi, efek dari pembusukan ini dapat merusak gigi. Ciri-ciri Rhizopoda • Rhizopoda berkembang biak secara vegetative dengan membelah diri • Kebayakan hidupnya di ar tawar dan di air laut • Makannya diambil secara fagosit • Bentuk selnya umumnya tidak tetap/ameboid • Sitoplasma terdiri dari endoplasma ( organel sel) dan ektoplasma (bagian yang jernih) • Hewan ini memiliki kaki semu yang berfungsi sebagai alat gerak dan penangkap mangsa. Kaki semu merupakan penjuluran dari sebagian protoplasma. • Geraknya disebut gerak ameboid. • Didalam endoplasma, terdapat satu atau lebih inti, vakuola makanan dan vakuola kontraktil. Vakuola kontraktil terdapat pada semua rhizopoda air tawar. • Vakuola makanan berfungsi untuk mencerna makanan sedangkan vakuola kontraktil berfungsi sebagai alat ekskresi • Vakuola kontraktil juga berfungsi memelihara keseimbangan osmosis sel sehingga mencegah pengembangan di luar batas yang dapat mengakibatkanrhizopoda pecah. • Pernafasannya dilakukan dengan difusi memakai seluruh permukaan tubuhnya. C. SPESIES-SPESIES RHIZOPODA 1. GENUS ENTAMOEBA Protozoa usus yang ditemukan dalam feses bentuknya vegetative dan bentuk kista. Bentuk vegetative harus diperiksa dalam feses segar karena pergerakan yang khas dapat dilihat jelas. Dalam feses yang sudah tidak jelas lagi, bentuk vegetative akan mati dan tidak dapat dilihat lagi pergerakannya. Sedangkan bentuk stadium kista tahan lama dalam feses. Diagnosis dibuat dengan menemukan bentuk hystolica. Pada feses pasien disentri ameba terdapat darah dan lender. Entamoeba hystolica harus dicari dalam bagian feses yang mengandung lender dan darah. Termasuk dalam golongan Entamoeba adalah Entamoeba histolica, Entamoeba coli, dan Entamoeba gigivalis. a. Entamoeba histolytica Entamoeba hystolica merupakan suatu parasit yang sering ditemukan dalam usus besar manusia, primate tingkat tinggi tertentu, beberapa bnatang jinak rumahan dan komensal. Sebagian besar kasusnya bersifat asimtomatik, kecuali pada manusia atau binatang yang hidup dalam keadaan tertekan atau dalam keadaan yang tidak alamiah ( mis, pada primata yang ada di kebu binatag). Manusia merupakan hospes definitive; kucing, anjing, kera, tikus; marmot merupakan hospes reservoar parasit ini. Entamoeba hstolica dapat menimbulkan penyakit disentri ameba. Disamping itu, penyakit disentri juga dapat terjadi karena bakteri atau basil yang disebut dengan disentri basiler (shigellosis). • Morfologi dan Siklus Hidup Entamoeba histolitica memiliki tiga bentuk, yaitu trofozoit, prekista, dan kista. Bentuk trofozoit merupakan bentuk invasif dan umumnya terdapat di usus besar ( dalam jaringan atau sub mukosa), sedangkan kista berada di lumen usus. Entamoeba histolytica dalam betuk trofozoit mampu bertahan selama 5 jam dalam suhu 370C, 16 jam dalam suhu 250C, 96 jam dalam suhu 50C. Sedangkan bentuk kista dapat bertahap selama 2 hari dalam suhu 370C, 9 hari dalam 220C, dan 60 hari dalam suhu 00C. Sementara Entamoeba histolytica bentuk kista akan mampu bertahan selama 5 menit dalam suhu 370C, 7 jam dalam suhu 280C, dan dalam 15-30 menit pada 4 ppm chlor. Penderita terinfeksi oleh Entamoeba histolytica karena tertular bentuk kista matang berinti empat. Proses reproduksi Entamoeba histolytica adalah dengan cara: Eksistasi, kista berinti empat yang masuk ke dalam tubuh membentuk delapan amubula kemudian menjadi bentuk trofozoit, proses ini terjadi di sekum/ileum. Enkistansi, dari bentuk trofozoit menjadi kista Multiplikasi, terjadinya pembelahan dari trofozoit. Bentuk trofozoit berukuran antara 15-60 µm dan memiliki ektoplasma ( ekto ), berwarna jernih dan homogen, berfungsi untuk pergerakan ( psd= pseudopodi ), menangkap makanan dan membuang sisa-sisa makanan, sebagai alat pernapasan dan alat proteksi. Endoplasma ( endo ) berwarna keruh, di dalamnya banyak terdapat granula-granula , vakuola (vac), butir-butir kromatin dan eritrosit, berfungsi mencerna makanan dan menyimpan makanan. Di dalam nukleus (nu) terdapat nukleolus “endososm” atau “kariosom” (ka) dan letaknya di tengah-tengah. Halo, merupakan zona jernih yang mengelilingi kariosom. Selaput inti, merupakan kromatin granula yang tersusun halus dan rata. Dengan melihat nukleus ini kita dapat mengidentifikasi genus dan spesies. Bentuk prekista memiliki ektoplasma yang tidak kelihatan, pseudopodi pendek yang dibentuk secara perlahan-lahan dan memiliki bentuk trofozoit yang bulat serta merupakan stadium peralihan pada inkistatik. Stadium ini dalam keadaan pasif. Pada bentuk kista, nukleusnya (nu) mempunyai lensa yang terletak di tepi karena terdesak glikogen vakuola yang besar yang dikelilingi kromiadil ( cb, cromidial bars ) berbentuk batang. Dinding dibentuk dari ektoplasma dan berfungsi sebagai alat pelindung. Kista tidak bergerak dan tidak makan, kista berkembang biak dengan jalan membelah, mula-mula kista berinti 1, kemudian berinti 2, selanjutnya berinti 4. Kista tersebut berfungsi infeksius dan biasanya tidak memiliki glikogen vakuola. Stadium kista merupakan stadium menular dan berperan sebagai penyebar disentri amebiasis. • Patogenesis 1. Primer. Pada fase ini penderita mengalami amebiasis intestinal. Organ yang diserangnya terutama bagian sekum dan bagian-bagian lain yang sangat bergantung pada resistensi hospes, virulensi dari strain ameba, kondisi lumen usus/dinding usus ( infeksi atau tidaknya dinding usus ), kondisi makanan ( jika makanan banyak makanan karbohidrat, ameba tersebut menjadi patogen), dan keadaan flora normal usus. Interaksi ameba dengan bakteri-bakteri tertentu akan mengaktifkan sifat ameba sehingga menimbulkan lesi pada usus yang umumnya sampai mencapai mukosa. Gambaran lesi pada usus (mukosa) menunjukan nekrosis tanpa reaksi peradangan, kecuali ada infeksi sekunder. Pada keadaan lanjut,prosesini dapat sampai ke submukosa dan dari ameba masuk ke sirkulasi darah,selanjutnya akan timbul lesi-lesi ekstra-intestinal.Bentuk lesi berupa settle eck ulcus.Infeksi sekunder biasanya oleh kuman-kuman Clostridium perfringens,Shigella,dan umumnya berrogosis buruk karena terjadi gagren usus,dan serng menyebabkan kematian.Pada ulkus yang dalam (sampai mencapai submukosa),sering terjadi perdarahan.Ini dapat dilihat pada feses penderta, yang kadang-kadang ditemukan adanya sel-sel mukosa.Disamping itu,ulkus yang dalam ini juga dapat menyebabkan perforasi sehingga prognosisnya menjad buruk. 2. Sekunder.Ini terjadi pada amebiasis ekstra-intestinal.Proses ekstra- intestinal in dapat terjadi akibat penyebaran parast secara hematogen. Organ yang sering terkena adalah hati yang menimbulkan amebik hepatis dan selanjutnya menimbulkan abses hepatikum.Abses hepatikum ini dapat tunggal atau multiple dan terjadi pada 85% lobus hati. Selanjutnya dapat terjadi pula ameba ekspansi karena pecahnya abses hati atau penyebaran melalui hematogen,ke pleura, paru, kulit. Ulserasi pada sigmoid dapat dan rectum dapat menyebabkan komplikasi atau ekspansi ke vagina bagi penderita wanita. Proses amebiasis ekstra-intestinal dapat terjadi sebagai berikut. 1. Amebiasis hati terjadi karena abses hati terutama pada posteosuperior lobus kanan,dengan gejala klinis nyeri daerah hipokondrium kanan,demam disertai ikterus,hepatomegali (diare dan disentri negatif) jika tidak diobati abses berkembang ke berbagai arah yang akan menyebabkan abses organ sekitar.Komplikas pecahnya abses hati kanan mengakibatkan kelainan kulit,paru,rongga pleura kanan,diafragma,dan rongga peritoneum. 2. Amebiasis kult terjadi karena abses hati kanan pecah sehingga mengakibatkan granuloma kutis. 3. Amebiasis paru terjad karena amasuk abses hati kanan pecah,kemudian masuk ke daerah organ paru,menyebabkan seputum menjadi berwarnw cokelat merah tua dan dapat ditemukan trofozoit pada bahan sputum. 4. Amebiasis pleura kanan terjadi karena abses hati kanan pecah dan menyerang empiema toraks. 5. Diafragma terkena jika abses hati kanan pecah ,kemudian terjadi abses subfrenik. 6. Rongga peritoneum dapat terkena jika abses hati kanan pecah dan menyerang bagian rongga pertonium sehingga menyebabkan peritonitis umum. 7. Amebiasis serebral terjadi karena komplkasi dari abses hati atau dari paru(kasus jarang). 8. Abses limpa,terjadi karena komplkasi amebiasis hati atau penularan langsung dari trofozoit kolon. Jika komplikasi terjadi karena pecahnya abses hati kiri,akan terjadi kelainan pada daerah lambung,rongga pericardium,kulit,dan rongga pleura kiri,yang mengakibatkan gejala klinis pada lambung (dapat terjadi hematemesis),rongga perikardium(perikarditis purulen yang dapat menyebabkan kematian),atau amebiasis organ lain (amebiasis paru). • Gejala Klinis Masa akut penderita yang diserang Entamoeba histolytica terjadi pada masa inkubasi antara 1-4 minggu, yang ditandai dengan disentri berat, feses sedikit berdarah, nyeri dan demam, dehidrasi, toksemia, kelemahan badan Nampak nyata,pemeriksaan jumlah leukosit berkisar antara 7.000-20.000/mm3 dan ditemukannya bentuk trofozoit pada feses encer penderita.Gejala klinis yang terjadi bergantung pada lokasi invasi Entamoeba histolytica ,dan dapat dikelompokkan sebaga berikut : 1. Amebik diare,merupakan gejala yang terbanyak (50%),dengan sifat diare yang sering,terutama berisi mukosa dan darah (jumlah feses hanya sedikit),kadang-kadang dapat terjadi obstipasi. 2. Amebik disentri,defekasi sering,ada demam ,ada tenesmus,feses terdiri dari sel mukosa dan darah. 3. Amebik apendisitis,prosesnya akut/kronis,tanpa ada demam,pemberian antibiotik tidak efektif,merupakan kontra-indikasi untuk operasi. 4. Amebik pada sekum dan kolon asendens,amebik ini menimbulkan peradangan pada sekum dan kolon asendens. 5. Amebik granuloma,terjadi karena adanya penebalan pada dinding kolon akibat amebiasis kronis.Biasanya terjadi di sekum sampai rectum,dan ameba ini harus dibedakan dengan karsinoma. 6. Amebik abses,merupakan proses ekstra-intestinal (amebic hepatis) dengan gejala nyeri pada epigastrium kanan,penderita berjalan membungkuk,ada demam,malaise,kadang-kadang disertai ikterus. 7. Amebik kulit,menunjukkan gejala kulit tampak kemerahan,adanya eksresi yang berwarna cokelat kehijauan.Jka terjadi infeksi sekunder,pemeriksaan secret akan steril. 8. Amebiasis vagina,ada fluor albus dan ada ulkus pada labia mayora,keadaan ini harus dibedakan dengan penyakit lues. • Diagnosis Pada amebiasis akut,diagnosis laboratoriun dilakukan dengan memeriksa feses penderita secara makroskopis dan mikroskopis.Secara makroskopis,feses pada penderita amebiasis positif nampak berwarna merah tua,berlendir,dan bau menyengat.Secara mikroskopis ditemukan Entamoeba histolytica terutama bentuk trofozoit.Pemeriksaan darah menunjukkan peningkatan jumlah leukosit. Pada pemeriksaan labolatorium amebiasis kronis(asimtomatik dan carrier),secara makroskopis feses nampak normal,dan secara mikroskopis umumnya dijumpai bentuk kista Entamoeba histolytica.Diagnosis terdapat amebiasis hati dapat dilakukan dengan melakukan biopsy jaringan atau aspirasi abses dan pemeriksaan feses. • Pengobatan Obat untuk mengobati amebiasis,di antaranya adalah: 1. Mentronidazol(Flagyl,Mebazid,Trikacide):dewasa 2X1 gram selama 3-5 hari atau 3X750 mg selama 5-10 hari;anak 50 mg/kg BB/hari selama 5-10 hari. 2. Nimorazol (Naxogin):dewasa 2 gram/hari selama 5 hari(amebiasis usus);anak 30-40 mg/kg BB/hari selama 5 hari (amebiasis usus).Untuk amebasis hati diberikan selama 10 hari. 3. Ornidazol (Tiberal):dewasa 2X1 gram/hari selama 3 hari.Anak :50 mg/kg BB/hari selama 3 hari. 4. Tinidazol(Fasigyn):2 gram (dosis tunggal) selama 2-3 hari. 5. Seknidatol (Flagentyl): dewasa 3X500 mg selama 3 hari (amebiasis usus).Anak: 25 mg/kg BB selama 3 hari.Untuk amebiasis hati diberikan selama 5-10 hari. 6. Dehidroemiten dihidroklorda (DH Emetin 30):1-1,5 mg/kg BB/hari injeksi. 7. Clefamid(Mebinol):3X50 mg selama 10-20 hari. b. Entamoeba coli Entamoeba coli separti dengan Entamoeba histolytica,mempunyai 3 bentuk stadium,yaitu bentuk trofozoit,prekista,dan bentuk kista. c. Entamoeba gingivalis Entamoeba gingvalis berbeda dengan Etamoeba histolytica maupun Entamoeba coli.Entamoeba ginggivalis ini hanya mempunyai bentuk stadium trofozoit saja.Entamoeba gingvalis dalam lingkaran hidupnya mempunyai habitat pada rongga mulut dan sering ditemukan pada gigi berlubang dan kantong gingival.Sifat yang paling khas yaitu ada bentuk vakuola makanan didalam sitoplasma dan juga benda-benda yang mudah dipulas,berupa sisa inti dari sel yang telah rusak.Ameba ini ditemukan dalam jumlah 10% ada orang-orang dengan mulut yang sehat,sampa 95% pada orang-orang dengang yang rusak dan gusi sakit.Karena habitat ameba ini di dalam rongga mulut atau disela-sela gigi.Untuk keperluan diagnosis labolatorium specimen yang digunakan adalah kerokan kotoran di sela-sela gigi yang berlubang atau caran abses gigi. 2. GENUS ENDOLIMAX Genus yang sering dibicarakan adalah Endolimax nana, dengan cirri-ciri utama mempunyai ukuran 6-12 mikron dan rata-rata 8 mikron, endoplasma bergranula, dan nucleus tidak dapat dibedakan. Yang menentukan diagnosis adalah bentuknya yang kecil dan pseudopinya kecil seperti knop. Endolimax nana mempunyai 3 bentuk stadium, yakni stadium trofozoit, prekista dan stadium kista. 3. GENUS IODOMOEBA Iodomoeba butschlii mempunyai ukuran 6-20 mikron dan rata-rata 10 mikron. Endoplasma bergranula, inti tidak dapat dibedakan. Mempunyai 3 bentuk stadium, yaitu bentuk stadium trofozoit, prekista dan kista. 4. GENUS DIENTAMOEBA Dientamoeba fragilis merupakan salah satu spesies dari Dentamoeba. Dientamoeba fragilis mempunyai ukuran 6-10 mikron dan rata-rata 12 mikron. Elektoplasmanya jernih dan nucleus kelihatan tidak begitu jelas. Pseudopi berbentuk segitiga, segi-empat, atau seperti daun dan sukar dibedakan dengan Entamoeba histolytica, kecuali dengan pewarnaan iron Hematoksilin. Sifat Dientamoeba fragilis adalah hidup dalam usus, sampai sekarang belum diketahui mengenai patogenesisnya. Bentuk trofozoit mempunyai inti, kadang-kadang 2 inti, tidak mempunyai bentuk kista atau tidak membentuk kista, bentuk stadium trofozoit merupakan stadium menular yang infektif, dan satu-satunya tuan rumah adalah manusia. BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Rizopoda adalah binatang bersel satu yang ciri utamanya adalah mempunyai nucleus (inti) dan plasma. Nukleus dari beberapa jenis protozoa hampir seluruhnya terdiri dari kromatin, sedangkan nucleus pada beberapa jenis lainnya terdiri dari membran inti yang berisi cairan nucleus dan kariosom. Kelas Rizopoda merupakan golongan protozoa yang memiliki pseudopodi sebagai alat motorik. Terdapat empat genus yang penting, yaitu genus Entamoeba dengan spesies Entamoeba histolytica, Entamoeba coli, dan Etamoeba ginggivalis, genus Endolimax dengan spesiesnya Endolimax nana, genus Iodomoeba dengan spesiesnya Iodomoeba butschlii, dan Dientamoeba dengan spesiesnya Dientamoeba fragilis. B. SARAN

Sabtu, 06 Oktober 2012

aniversary

artikel english

Coffee for Health Hazards According to the story, the coffee bean was originally discovered accidentally by Ethiopian pastoralists. Then they make it drink "must" in a religious ceremony with the intention that a person can stay up all night. In this regard caffeine is an alkaloid that acts by inhibiting phosphodiesterase, leading to increased levels of cyclic-nucleotide, which in turn affects the central nervous system. In addition to being switched to stimulant medications, and painkillers, caffeine can also be relied upon as an alternative to weight loss. That's because caffeine smart burn fat by increasing the metabolism rate. Side effects or dangers of coffee The report mentions a study, 100 milligrams of caffeine (about a cup of coffee) can increase metabolic rate 3-4 per cent. In some volunteers with normal body weight were found, the effects were evident 2.5 hours after they eat. However, the researchers stated that the burning of calories that are stimulated by caffeine would be better if accompanied by exercise. Another thing, it was not meant to drink a lot of coffee to be free of side effects. Danger of long-term coffee The negative side of caffeine or coffee danger was not going to end there. A series of studies have peered long-term consequences. In the December issue of Reader's Digest, 1994, reported that women who consumed 300 mg of caffeine a day had a 27 percent lower chance of getting pregnant than those who were free from it. Although the mechanism is not known for sure, a hypothesis to say, the possibility of these substances can lower levels of hormones such as estrogen-to-affect ovulation. Although the link between coffee and cancer risk is not clear, some studies estimate the likelihood of coffee affects DNA and increase the risk of bladder and ovarian cancer. In addition, a very hot cup of coffee to give effect to the damage to the cells in the mouth and throat, which if done repeatedly can trigger cancer in the part. In a conclusion other report mentioned, women who consume 5-7 grams of caffeine per month (the equivalent of two cups of coffee per day) had double the chance of endometriosis than those not exposed to caffeine. Coffee is another danger in terms of "ability" throw caffeine calcium through the urine, which further degrading bone strength and make the bones easily broken. Harvard study found that, in postmenopausal women who consume a lot of caffeine (more than six cups of coffee per day), the risk of hip fractures was three times higher than those without. However, studies in nearly 1,000 postmenopausal women in California showed that, on being consumed (by drinking at least a glass of milk per day) may help offset the loss of calcium caused by caffeine found in two cups of coffee. In order to avoid the dangers of coffee as in the above situation, be careful with coffee. We may not necessarily stop the coffee habit because caffeine can make "addictive". When the dose reduced intake, many "pencandunya" who reported the inability to work well, restlessness, drowsiness, and headache. In extreme cases, even nausea and vomiting occur. Well, what about coffee mania? Perhaps coffee but the wise, do not be excessive. The taste and aroma of coffee and teasing should not make us complacent about the dangers of coffee.